Bagi Cina Menjiplak itu Gampang,, Terus Bagi Indonesia, Menjiplak itu Nga Mau apa Memang Nga Mampu…..??

“Duplicate, Imitate, Reproduce, Copy”

MansarPost – Sobat pembaca setia,, mendengar kata “Cina” kadang yang langsung terbesit adalah hal-hal yang bernada negatif seperti imitasi,, tiruan,, jiplak,, murah,, cepet rusak dan lain sebagainya… Tidak heran siihh, karena memang begitulah kenyataannya,, walaupun nga semua looohh ya, ada juga kok produk Cina yang bagus,, seperti beberapa merk hape Cina yang penjualannya lumayan marak di Indonesia,,,, namun tetap image negatif sudah terlanjur mengakar kuat,, sehingga sangat sulit untuk bisa menggeser paradigma tersebut, risiko first mover… 😀

Naaaaahhh,, dari uraian di atas bisa kita simpulkan bahwa para pabrikan Cina memang kebanyakan dianggap negatif,, lalu yang kedua adalah ada sebagian kecil yang dianggap positif dan malah sangat diperhitungkan dalam dunia bisnis, sebut saja produsen ponsel Xiaomi, Lenovo, Huawei, Zte dan lain-lain yang sudah mulai merambah ke Indonesia… Dan satu hal penting lainnya adalah mereka yang dianggap positif justru berasal dari sesuatu yang negatif…

Menjiplak,, memang pada dasarnya tidaklah baik, tapi di sisi lain sebetulnya menjiplak akan meningkatkan keterampilan seseorang dalam membuat sesuatu, dengan menjiplak setidaknya orang akan tahu bagaimana barang tersebut dibuat,, dan jangan salah, menjiplak-pun butuh percobaan berkali-kali agar berhasil, dan sesuatu  pekerjaan yang berulang inilah yang membuat seseorang semakin terampil…

Naaaahh selanjutnya dari sini muncul-lah sebuah ide,, yakni ide untuk memodifikasi barang jiplakan tersebut dengan sedikit perubahan, lalu muncul-lah produk ke-2… Hal ini akan terus berulang hingga didapat produk ke-3, ke-4 dan seterusnya hingga menjadi suatu produk yang benar-benar baru dan jauh berbeda dengan produk awal yang dijiplak…

Proses inilah yang membuat para pabrikan Cina kini mulai diperhitungkan di kancah industri internasional,, kekuatannya sangat-sangat besar karena sesuatu yang namanya menjiplak itu sudah masuk ke dalam skala rumah tangga dengan berbagai tingkat kualitas dimulai dari KW9 hingga KW Super ada semua disana,, dan tanpa disadari mereka inilah supplier-supplier potensial jika sebuah pabrik membutuhkan spare part…

Selanjutnya jika kita menilik keadaan di Indonesia,, praktek ini sudah mulai marak sebetulnya, hanya saja memang tidak sampai ke permukaan, hanya riak-riaknya saja… Hal ini terjadi karena memang di Indonesia ada Undang-Undang tentang Hak Kekayaan Intelektual,, Undang-Undang tentang Merek (UU 15 tahun 2001) yang melarang praktik “jiplak” baik terhadap nama “Merek” maupun bentuk “Produk” suatu pihak yang dilindungi Hak Cipta-nya… Kondisi inilah yang membuat praktek “menjiplak” di Indonesia tidak bisa berkembang seperti di Cina,, namun menurut mansarpost tetang ada jalan untuk bisa terus berkembang,, yakni menjadikan “menjiplak” hanya sebagai bahan pembelajaran, tidak untuk dikomersilkan,, naaahh jika sudah mampu membuat produk yang “Beda”,, baru produk tersebut boleh untuk dikomersilkan… Jadi bukan berarti kita tidak boleh menjiplak,, ya khaaann….

Okke sekian informasi dari mansarpost,, mohon dikoreksi jika salah,, semoga berguna…