Persaingan tanpa Peraturan : Kemaren Abang Ojek vs GoJek, sekarang GoJek vs GrabBike…!!
MansarPost – Di Jakarta,, profesi sebagai pengojek bisa dikatakan sebagai profesi yang tidak ada matinya sejak dahulu kala, malah permintaannya semakin besar seiring dengan semakin parahnya kondisi kemacetan di ibukota.. Kondisi ini akhirnya menjadi magnet kuat bagi pihak-pihak yang berkecimpung di dunia per-ojek-an,, baik yang tradisional (nongkrong di pangkalan), semi tradisional (pesan via sms/telpon) hingga ojek modern (tersistem dan berbasis aplikasi)..
Menurut hukum alam, yang ‘terkuat’ lah yang mampu bertahan,, yang nggak mampu menyesuaikan diri mau nggak mau akan tersingkirkan.. Kondisi ini nantinya akan menimbulkan kecemburuan antara yang semakin sukses dan yang semakin keblangsak,, contohnya seperti Abang Ojek konvensional vs GoJek yang beberapa waktu lalu lumayan ramai diperbincangkan di dunia maya.. Khusus yang ini, nggak usah kita bahas, yang jelas inilah persaingan, kalo nggak mau ‘punah’, ya harus beradaptasi..
Pada kondisi lain, persaingan juga terjadi antara pihak-pihak yang sukses, persaingan tingkat tinggi untuk menentukan siapa yang terbaik, siapa yang paling dominan.. Kondisi ini terjadi antara GoJek dan GrabBike, duo pemain besar yang sebetulnya sih sama-sama nggak punya armada sendiri, hanya pintar memanfaatkan canggihnya teknologi..
Seperti dilansir merdeka.com, persaingan antara GoJek dan GrabBike kini semakin memanas, hingga bawa-bawa nasionalisme (baca : negara) yang kebetulan CEO nya berkebangsaan Indonesia (GoJek) dan Malaysia (GrabBike).. Awal panasnya persaingan, sebetulnya siih karena masalah harga atas jasa layanan yang ditawarkan, pihak GoJek agak kurang sepakat kalo harga yang dipatok jauh dari harga pasaran/standar ojek pada umumnya.. Memang benar, jika perang harga ini sudah memasuki taraf yang tidak sewajarnya dan dalam jangka waktu yang agak lama,, maka para abang ojek konvensional bisa bener-bener mati.. Bersaing boleh saja, tapi ya harus pake otak juga, pengaturan mengenai batas atas dan batas bawah sangat diperlukan disini..
Sayangnya payung hukum jasa angkutan roda 2 masih belum ada sampai dengan saat ini.. Bisa dibilang persaingan antara GoJek dan BrabBike di atas terjadi karena adanya ‘celah’ ini,, mumpung belum ada aturan, yang hajar aja, nggak bakal bisa disalahin secara hukum.. Inilah PR para pemangku kepentingan di negeri ini, bisa melalui Pemerintah Pusat, bisa juga melalui Pemda DKI, jangan sampai persaingan ini kian semrawut, atau bahkan terulang kembali di kemudian hari..
Stop N' Go
7 Agustus 2015 at 4:39 pm
Zaman Persaingan….Maka apa-apa pun saling gesek bahkan saling ejek…welehhhhh
SukaSuka
mansarPost
7 Agustus 2015 at 4:43 pm
Yaaapp,, bahayanya udah bawa2 nama negara, ampun dah.. byuuh..
SukaSuka
mariodevan
7 Agustus 2015 at 5:03 pm
grab bike ini da menggurita lewat grabtaxi….
ijin share sob…
bahayany sonic
http://mariodevan.com/2015/08/06/target-market-honda-sonic-11ribubulan-cukup-buat-bikin-setengah-dealer-suzuki-tutup/
SukaSuka
mansarPost
7 Agustus 2015 at 5:07 pm
Iya,, baru sekarang2 mulai merambah ojek modern ya kang..
SukaSuka